Sebuah Sekolah Penerbangan ternyata dapat mengantarkan seseorang sukses di luar bidang aviasi. Begitulah kira-kira yang terjadi pada sosok Verry Geniusa MT. Seorang pria asal Palembang Sumatera Selatan ini kini sukses berkarir di lingkup BUMN PT. Kereta Api Indonesia sebagai Staff Admin Muda Finance & Accounting di KAI Service. Mas Verry yang juga merupakan alumni dari SMAN 3 Palembang ini akhirnya memilih melanjutkan pendidikannya di sekolah penerbangan di Yogyakarta, yaitu P3NUSANTARA pada tahun ajaran 2016/2017 dan tergabung dalam course 60.
Melalui sebuah pesan suara yang dikirimkan melalui email, Mas Verry bersedia membagikan pengalaman dan perjalanan karirnya mulai dari mengenal P3NUSANTARA hingga akhirnya dapat sukses berkarir di tempat kerjanya sekarang.
AWAL MENGENAL P3NUSANTARA SEKOLAH PENERBANGAN
“Halo! Assalamu’alaikum Wr. wb. Semuanya….” begitu mas Verry mengawali sapaannya di dalam pesan suara tersebut.
Mas Verry merupakan salah satu pemuda berprestasi di bidang olah raga khususnya Karate yang dimiliki oleh Indonesia khususnya provinsi Sumatera Selatan. Tentu angan-angan untuk berkecimpung di dunia aviasi sangat jauh dari pemikirannya. Hingga sekitar bulan Januari 2016, saat itu mas Verry masih duduk di kelas 12 semester ke dua. Ada sebuah lembaga penerbangan yang datang ke dalam hidup mas Verry dan cukup membuka wawasannya, bahwasannya ternyata, berkarir di dunia penerbangan itu tidak semata-mata terbatas hanya profesi Pilot atau Awak Kabin (Pramugari/Pramugara) saja. Lembaga tersebut, saat itu membuka kelas untuk jurusan AVIATION SECURITY (Keamanan Penerbangan). Sayangnya, ketika mas Verry mencoba mengikuti seleksinya, dia harus merasa sedikit kecewa karena dinyatakan tidak lolos seleksi. Hal tersebut rupanya disebabkan karena konon katanya, struktur gigi mas Verry yang kurang rapi.
Selanjutnya sekitar bulan Maret 2016, team promosi dari P3NUSANTARA datang ke SMAN 3 Palembang dan mengadakan presentasi sekaligus seleksi penerimaan calon siswa baru disana. Kebetulan mas Verry yang saat itu cukup dekat dengan ibu Guru BK-nya diberikan motivasi untuk mencoba mengikuti seleksi masuk di P3NUSANTARA. Sejujurnya mas Verry sendiri merasa insecure pada dirinya sendiri. Secara fisik dirinya merasa badannya kurus, kecil, berkulit hitam, tidak terlalu tinggi, struktur gigi tidak rata (tidak rapi) dan juga merasa bahwasannya dirinya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun mas Verry tetap saja mengikuti proses penerimaan calon siswa baru untuk P3NUSANTARA.
Rupa-rupanya, tanpa mas Verry duga-duga, ternyata P3NUSANTARA memberikan kepercayaan kepada mas Verry untuk dapat bergabung menjadi salah satu peserta latihnya. Total dari 7 orang yang mendaftar di P3NUSANTARA dari sekolahnya, ada 4 orang yang dinyatakan DITERIMA di P3NUSANTARA dan dari 4 orang itu sayangnya ada 1 orang yang akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri.
Perjuangan Masuk Sekolah Avasi
Tibalah surat panggilan DITERIMA dari P3NUSANTARA. Dimana didalamnya tertera sejumlah angka biaya registrasi awal yang harus dibayar bagi calon siswa/i P3NUSANTARA yang telah dinyatakan DITERIMA, untuk nantinya dapat melanjutkan pelatihan di P3NUSANTARA. Bagi mas Verry, jumlah nominal biaya registrasi tersebut bisa dibilang lumayan tidak terjangkau bagi keluarganya.
Mas Verry mulai merasa bimbang. Sesungguhnya dia bercita-cita menjadi seorang abdi negara (Anggota TNI), mengingat salah satu keahliannya yang mungkin masih ada korelasinya dengan ilmu bela diri yang dia tekuni yaitu Karate. Sayangnya di tahun itu, tidak ada pembukaan calon TNI dari jurusan IPS, semuanya saat itu mensyaratkan lulusan harus dari jurusan IPA.
Diambang kebimbangannya tersebut, Mas Verry akhirnya memutuskan untuk berdiskusi dengan orang tuanya. Sebetulnya Mas Verry juga sempat mencoba untuk bisa masuk ke Sekolah Tinggi Intelejen Nasional (STIN). Namun ternyata orang tuanya tidak setuju dan justru mengarahkan mas Verry untuk memilih ke P3NUSANTARA. Meskipun mas Verry sudah menjelaskan bahwasannya biaya di P3NUSANTARA rasanya tidak terjangkau bagi mereka. Lagi-lagi ternyata orang tuanya justru menyanggupinya dengan mengambil pilihan yang sangat penuh risiko karena untuk memenuhi biaya pelatihan di P3NUSANTARA, orang tuanya sampai harus menggadaikan sertifikat rumahnya ke bank.
Sesaat setelah uang dari hasil gadai sertifikat rumah tersebut cair, mereka langsung mentransfernya ke P3NUSANTARA melalui bank yang sama tempat dimana mereka menggadaikan sertifikatnya tersebut. Mungkin saat itu, orang tuanya mas Verry memiliki feeling tertentu dan meyakini bahwa kelak anaknya akan menjadi “sesuatu” di P3NUSANTARA.
Tantangan Membangun Impian

Sejak semasa sekolah, sejak kelas 10 SMA, setiap malam minggu dan malam hari libur lainnya, mas Verry selalu bekerja sambilan sebagai tukang parkir, demi menghasilkan uang jajan sendiri sekaligus hitung-hitung sedikit membantu meringankan beban orang tua.
Dan setelah mas Verry lulus SMA, masih ada jeda waktu sekitar 3 bulanan sebelum jadwal masuk P3NUSANTARA dan pelatihan disana dimulai. Selama hampir 3 bulan menunggu tersebut mas Verry manfaatkan setiap harinya untuk jaga parkir buat ngumpulin uang jajan ketika nanti menjalani pelatihan di P3NUSANTARA. Dan ternyata pada saat hari keberangkatan ke Jogja segera tiba, orang tuanya tidak memiliki cukup biaya untuk mengantar mas Verry ke Jogja. Alhamdulillahnya dari uang parkir yang sudah mas Verry kumpulkan, Ia mampu membeli tiket bus untuknya sendiri, papa, mama dan adik ke Jogja bahkan sekaligus liburan dan silaturahmi ke keluarga di Nganjuk yang sudah lama mereka tidak bertemu dan bersilaturahmi.
Sekolah Pramugari dan Aviasi

Sesampainya di Jogja, masuk ke dalam asrama P3NUSANTARA mas Verry kembali merasa insecure. Sebelumnya, ketika sebelum berangkat ke Jogja, mas Verry sempat curhat dengan ibu Guru BK-nya perihal perasaannya yang merasa insecure tersebut. Syukurnya beliau tetap memberikan dukungannya kepada mas Verry.
Mas Verry merasa bahwasannya di P3NUSANTARA dia adalah siswa yang fisiknya paling hitam, termasuk yang tinggi badannya pendek sementara siswa-siswa yang lainnya tampak tinggi menjulang. Tapi ternyata bukan hanya mas Verry yg merasa insecure. Banyak siswa lain yang juga memiliki ke-insecure-an-nya masing-masing.
Seiring berjalannya waktu, mas Verry semakin menyadari, bahwa ternyata apa yang diajarkan dan diberikan oleh P3NUSANTARA tidak hanya sekedar teori ataupun materi-materi penerbangan (dunia aviasi) atau hanya tentang bagaimana caranya menjadi pramugara, tetapi lebih diajarkan BAGAIMANA MENJADI MANUSIA. Suara mas Verry terdengan gemetar karena merasa merasa terharu ketika menceritakan ini.
Menurut mas Verry, di P3NUSANTARA diajarkan bagaimana hidup bersama-sama membaur dengan orang-orang yang jauh berbeda latar belakang adat, budaya/culture, karakter & agama. Sangat banyak dan beraneka ragam perbedaan yg dijadikan 1 di dalam asrama P3NUSANTARA. Memaksa mereka untuk masing-masing saling mengerti orang lain, menempa rasa, menurunkan ego, mengasah kepekaan, menyelesaikan konflik yang pada akhirnya justru menjadikan mereka semakin erat sebagai saudara/keluarga.
Selain itu ada beberapa kebiasaan baik yang juga diajarkan di P3NUSANTARA, diantaranya adalah Wajib bangun pagi, diajarkan untuk puasa senin kamis. Dari segi Kerohanian mereka dipupuk, mas Verry menjadi lebih percaya diri untuk memimpin doa, menjadi imam sholat, banyak belajar jadi tentang kepemimpinan.
Selama menjalani masa pelatihan sering mendapatkan berbagai pengarahan dan solusi, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa/i. Mas Verry sendiri mengalami pertambahan berat badan, kulit lebih menjadi lebih bersih.
Menyambut Peluang Karir & Menghadapi Kegagalan
Tibalah masa – masa diijinkan untuk mengikuti berbagai rekrutmen pramugari/a di beberapa maskapai yang saat itu sedang membuka lowongan. Rupanya untuk lolos dalam sebuah rekrutmen pramugara tidaklah mudah bagi mas Verry. Dirinya sempat 2x mencoba rekrutmen di maskapai Citilink dan keduanya harus mengalami kegagalan. Selanjutnya mas Verry mencoba lagi peruntungannya untuk pramugara Lion Air, dan sayangnya lagi – lagi mas Verry harus merasa kecewa karena belum lolos juga di maskapai tersebut sebagai pramugara.
Sempat bertanya-tanya dan penasaran, sesungguhnya kenapa gagal terus? apakah karena penampilan fisik yang masih belum sesuai? Atau pakaian yang dia gunakan? atau apa?. Ada satu cerita yang menurut mas Verry cukup lucu jika diingat-ingat tentang kostum perekrutan ini. Disaat masa-masa rekrutmen tiba, teman-teman mas Verry hampir semuanya terlihat sibuk mempersiapkan outfit terbaik yang bisa mereka siapkan. Mereka terlihat sibuk kesana kemari belanja baju, celana, sepatu baru dan juga mencukur rambutnya. Mas Verry ingat betul jika saat itu jumlah siswa putra P3NUSANTARA hanyalah 9 orang, dan dari 9 orang itu hanya dialah satu-satunya yang tidak berbelanja outfit baru untuk rekrutmen. Dirinya hanya mengandalkan kemeja & celana yang pernah dia gunakan unttuk acara perpisahan SMA dan sepatu seragam dari P3NUSANTARA. Dia cukup terkejut ketika tahu bahwa diantara teman-temannya ada yang menghabiskan dana antara 1 – 2 juta rupiah untuk kebutuhan rekrutmen saja. Sementara mas Verry yang uang sakunya 500rb/bulan merasa bahwasannya tidak mungkin baginya dapat membeli outfit seperti apa yang dilakukan teman-temannya tersebut.
Uang saku yang sangat terbatas tersebut tidak menjadikan Mas Verry menjadi pribadi yang minder. Mas Verry merasa bahwasannya apa yang difasilitasi P3NUSANTARA sudahlah lebih dari cukup. Uang saku sebesar 500 ribu rupiah tersebut hanya dia gunakan seperlunya saja, seperti misalnya membeli kebutuhan pribadi, peralatan mandi, fotocopy atau kebutuhan pribadi lainnya.

Di P3NUSANTARA pulalah dia mulai mengenal drakor. Dimana memang P3NUSANTARA memiliki fasilitas laboratorium komputer yang dapat digunakan siswa/i kapanpun mereka memiliki waktu luang. Saat libur, dimana teman-temannya memutuskan untuk keluar dari asrama, jalan-jalan dan jajan-jajan, Verry lebih memilih tetap di asrama dan menuju laboratorium komputer yang saat itu menjadi tempat favoritnya. Suatu ketika ada temannya yg sedang menontor drakor di laboratorium komputer, saat itulah mas Verry mulai tertarik menontobn drakor dan menjadikan laboratorium komputer sebagai tempat favoritnya demi menghemat uang saku. Dengan harapan siapa tahu jika nanti terkumpul cukup banyak, nantinya bisa digunakan untuk beli kebutuhan rekrutmen seperti apa yang dilakukan teman-temannya yang lain. Saat itu mas Verry berfikir di P3N sudah ada fasilitas rekreasi yang cukup lengkap. Kalau mau nonton bioskop, di P3NUSANTARA ada laboratorium komputer yang bisa digunakan untuk menonton film, mau karaokean di P3NUSANTARA punya ruang karaoke. Mas Verry lebih memilih untuk menghemat uang sakunya dengan stay di asrama saat hari Minggu/Libur.
Mengambil Kesempatan Peluang Karir & Berkarya Sebaik Mungkin
Setelah sebelumnya mengalami 3x kegagalan dalam perekrutan pramugara di 2 maskapai yang berbeda. Pihak Bursa Kerja Khusus (BKK) dari P3NUSANTARA mendatangi mas Verry menawarkan sebuah peluang untuk dapat berkarir menjadi pramugara PT Kereta Api Indonesia. Jujur saja sebetulnya saat itu mas Verry baru tahu jika ternyata di Kereta Api ada pramugara dan pramugarinya. Yang saat itu mas Verry fikirkan adalah dirinya HARUS bisa segera mendapatkan pekerjaan. “Sayang aja kalau sudah keluar uang buat pendidikan tapi gak dapat kerja apa-apa” begitu ungkapnya. Alhamdulillah proses seleksi berjalan lancar dan mas Verry adalah siswa putra pertama yang diterima bekerja .
Akhirnya mas Verry meninggalkan asrama bulan maret 2017 untuk mulai menjalani karirnya sebagai prama (sebutan bagi pramugara kereta api). Dari sekitar 9 orang teman satu angkatannya yang saat itu sama – sama bekerja sebagai prama/i, pada tahun 2019 yang bertahan hanya tersisa 2 orang. Alhamdulillahnya lagi ditahun yang sama (2019) Mas Verry diangkat menjadi karyawan tetap disana, tentunya setelah melalui berbagai tahapan seleksi dan screening yang tidak mudah.
Pesan Untuk Adik – Adik
Walaupun kita berasal dari P3NUSANTARA yg notabene dunia aviasi, tp jika kitaoleh Tuhan diberi kesempatan untuk berkarir dimanapun, TAKE IT!!! AMBIL!!!. Karena mas Verry merasa bukan hanya sekedar ilmu dunia aviasi saja yg didapat, tapi kita diajarkan bagaimana jadi manusia yang membuatnya sering merasa terharu dengan P3NUSANTARA adalah pelajaran tentang hidup itu yang luar biasa banyak.
“Jadi sekali lagi… apapun jika kalian diberikan kepercayaan oleh Tuhan dimanapun, TAKE IT!!! AMBIL!!, karena pada akhirnya kita tetap harus sadar bahwa rezeki itu datangnya dari Tuhan, tidak semata-mata dan tidak harus dari mana kita berasal (apa background kita) yang penting kita sudah punya bekal tentang hidup dari P3NUSANTARA, jadi ambil saja (kesempatan itu), berkarya sebaik-baiknya di dalamnya, jika memang itu rezeki kalian ya akan melambung juga” Ujarnya.

Seperti apa yang sudah dialami mas Verry hingga ada diposisi yang sekarang sudah bisa dibilang sudah enak. Saat ini sudah banyak impian-impian mas Verry yang sudah berhasil dia wujudkan. Beberapa diantaranya adalah sudah bisa daftarin orang tua untuk naik haji dari hasil dia berkarir dan berkarya di KAI, di usia 24 tahun sudah punya mobil sendiri dan saat ini sedang proses membangun rumah. Satu lagi… sertifikat rumah yang dulu sempat digadaikan untuk biaya pelatihan mas Verry di P3NUSANTARA alhamdulillah dapat ditebus kembali.
“Jika saja aku terlalu fokus mengeluh misalnya; padahal aku kan sekolah di sebuah sekolah penerbangan, sekolah aviasi, sekolah pramugari, kenapa aku malah jadi prama kereta api?, kemungkinan besar aku tidak akan pernah ada di posisi yang bisa kucapai saat ini” ucap mas Verry.
“Selama di P3NUSANTARA ikuti saja alur dan program yang ada. Rasanya mungkin kayaknya mustahil dan kayak di luar kurikulum, dan kayaknya-kayaknya lainnya. Tapi bagiku pribadi, apa yg kudapat dari P3NUSANTARA ngena banget. Terima kasih untuk P3NUSANTARA sudah mengajari aku untuk menjadi manusia yang seutuhnya dan berarti buat manusia lain. Saya Verry Geniusa MT dari Course 60. Wassalamu’alaikum Wr. WB.” Pungkasnya menutup pesan suara tersebut.
